Sejarah Desa
Sejarah Desa
Secara etimologis, nama Leyangan berasal dari kata 'ngleyang-ngleyang' (bhs Jawa) yang artinya terbang kesana kemari. Sedangkan secara filosofis berarti 'setelah mengembara akhirnya menemukan tempat untuk tinggal/menetap'. Filosofi ini berasal dari cerita tentang tiga orang laki-laki, Ki Ageng Gembiring, Gagak Handoko, dan Ki Ageng Tlogo. Mereka datang dari arah selatan, yang kemungkinan dari Surakarta. Konon mereka bertiga adalah prajurit keraton yang melarikan diri, sehingga mereka menyamar dan menyembunyikan nama asli mereka. Suatu ketika dalam perjalanannya terjadi pertengkaran antara Gagak Handoko dan Ki Ageng Tlogo, yang akhirnya Ki Ageng Tlogo mengalah dan pergi ke arah utara. Ketika Ki Ageng Gembiring melanjutkan perjalanan, Gagak Handoko memutuskan untuk tinggal di daerah tersebut. Saat Gagak Handoko duduk bermalas-malasan (Jawa: ngaret) di bawah pohon asam kembar, sebelum meninggalkan/melanjutkan perjalanan, Ki Ageng Gembiring berpesan pada Gagak Handoko, bahwa mulai saat ini daerah ini aku beri nama dusun Leyangan. Akhirnya Gagak Handoko menetap dan berkeluarga, beranak cucu di Leyangan